sumber gambar : www.liesyoungwomenbelieve.com |
Apa sih kejujuran itu?berasal dari kata” jujur”, di KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) sih jujur mempunyai arti “lurus hati; tidak
berbohong dengan berkata apa adanya (sesuai fakta)”
Pada saat ini, setidaknya di zaman pada saat saya hidup
sekarang ini, kejujuran menjadi suatu yang sangat langka dan mahal harganya
namun mudah untuk diucapkan. Entahlah mungkin pepatah dibalik kesulitan ada
kemudahan itu berlaku disini atau memang ucapan yang jujur itu sudah mulai diabaikan.
Lawan kata jujur adalah kebohongan. Tidak bekata apa adanya
sesuai dengan fakta, itulah kebohongan. Jika seseorang melakukan suatu
kebohongan pasti ia mempunyai maksud tertentu, bisa jadi ia melakukan
kebohongan karena ingin mendapatkan keuntungan (tentunya dengan cara yang tidak
benar) atau ia ingin menghindari sesuatu hal yang akan terjadi jika ia berkata
jujur. Apapun alasannya kebohongan adalah tetap kebohongan.
Mendapatkan rasa aman, yah mungkin itu juga salah satu
alasan mengapa seseorang berbohong. Memang ia akan mendapatkannya tetapi hanya
sampai orang yang dibohongi menyadari bahwa ia telah dibohongi. Jika suatu
kebohongan terbongkar apakah ia masih merasa aman? Tentu tidak, saya jamin
keadaan akan bertambah buruk.
Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, baunya akan tetap
tercium juga. Sepandainya apapun seseorang menyembunyikan kebohongan pasti akan
terbongkar juga. Itu benar, tidak ada yang namanya kebohongan sempurna. Saat
kita berbohong, hati kecil akan menentang, sehingga terjadi pertentangan, yang
menimbulkan stress. Saat mengalami stress maka secara fisiologis tubuh akan
bereaksi agar berada dalam kondisi waspada.
Saya disini tidak perlu menjelaskan tanda-tanda orang yang
sedang berbohong, tidak perlu menerangkan perubahan fisiolgis pada tubuh saat
seseorang melakukan kebohongan. Satu hal yang pasti, orang yang melakukan
kebohongan pasti merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya karena sebenarnya
otak kita sedang memproses suatu “ketidak-adaan” tidak peduli apakah orang
tersebut merasa bersalah atau tidak. Kondisi yang sebenarnya tidak ada, tidak
nyata, tidak terjadi, namun otak kita “dipaksa” untuk mengakuinya.
Tidak sedikit orang yang menganggap berbohong adalah suatu
hal yang sepele. Mungkin orang yang berpikiran seperti itu tidak melihat sudut
pandang dari orang yang ia bohongi. Tentu jika ia sedang dalam posisi
orang yang dibohongi ia akan merasa
tidak enak, dikhianati, sakit hati dan berbagai macam perasaan yang buruk
akibat perlakuan yang buruk, dan tentunya menjadi sulit untuk percaya
kepadanya!
Nabi bersabda:
“Seseorang yang
senantiasa & terbiasa dgn dusta akan dicatat di sisi Allah ta’ala sebagai
pendusta.” (HR. Bukhari 10/423, Muslim no. 2606)
Jadi,, mulailah jujur pada diri sendiri lalu kepada
orang-orang disekitarmu. Ingat.. Kepercayaan mahal harganya!
0 komentar:
Posting Komentar