(baca juga : Keliling Pulau Jawa: Pahit Manit Perjalanan Part 1)
Yogyakarta
Yogyakarta... ini adalah kedua
kalinya saya kesini, setelah sebelumnya pernah kesini hanya untuk transit
selama kurang lebih 3 jam, namun walau hanya 3 jam, kota ini mempu membuat saya
begitu rindu akan kota ini. akhirnya rasa rindu itulah yang membawa saya
kembali ke kota ini dan kali ini saya mempunyai waktu 3 hari untuk menikmati
keindahannya.
Dari Semarang saya menaiki bis
tujuan Yogya, namun saya sempat transit di Kota Magelang untuk mengunjungi
salah satu keajaiban dunia, Candi Borobudur. Dengan membayar tiket masuk
seharga Rp. 30.000 saya dapat menikmati Borobudur. Tidak salah dunia menyebut
Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia, ia megah dan menakjubkan,
dindingnya terdapat relief yang mengandung cerita dan penuh dengan filosofi,
kalian bisa mencari sendiri di Google makna yang terkandung di dinding Candi
Borobudur. Masih di sekitar Candi Borobudur terdapat pula museum-museum yang
sempat saya kunjungi.
Dari Borobudur, saya melanjutkan
perjalanan menuju Yogya. Memasuki kota ini, saya disambut dengan hujan,tetapi
untunglah saat saya sampai di terminal Jombor Yogya, hujan sudah berhenti. Saya
dijemput oleh salah satu teman saya, Ako. Saya mengenalnya saat mengikuti
program Leadership yang meliputi beberapa Universitas di Indonesia.
Setelah menyimpan barang bawaan
di kontrakan ako, saya diajak menikmati keindahan Yogya malam hari sekaligus
mengunjungi acara festival seni yang diadakan di Gedung Taman Budaya
Yogyakarta. Oh ya, salah satu teman saya, Mada, menjadi salah satu panitia di
acara festival seni ini, jadi sekalian reunian deh.
Keesokan harinya, kami seharian
penuh keliling Yogya. Banyak yang kami kunjungi, dari mulai, Malioboro, Benteng
Vredeburg, Keraton Yogya, Tugu Yogya, Museum Kereta Kencana, oh ya.. saat
mengunjungi museum di Benteng Vredeburg banyak pemahaman sejarah mengenai
kemerdekaan Indonesia yang saya dapatkan. Ini kesimpulan yang saya pikirkan:
“Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang besar bukan hanya karena perjuangan untuk merdeka, tetapi juga Indonesia
merupakan gabungan dari beberapa kerajaan di nusantara. Terimakasih juga kepada
para penjajah, meskipun tak dapat dipungkiri banyak penderitaan dan kerugian
yang didapat, namun penderitaan karena kedatangan para penjajah di
nusantara, kerajaan-kerajaan yang
tadinya berbeda budaya dan latar belakang dapat bersatu untuk melawan
penjajahan di nusantara yang akhirnya menjadi satu kesatuan, yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia.”
Malam harinya saya diajak untuk
“nongkrong” di salah satu angkringan dekat tugu Yogya. Malam itu benar-benar
hadiah buat saya. Siang-malam Kota Yogya memang tidak pernah lelah untuk
menawarkan pesonanya. Oh ya.. di Yogya juga tidak terdapat angkutan kota (Angkot)
dan lalu lintasnya pun bisa dibilang tertib. Jauh berbeda dengan di kota besar
lain, seperti Bandung atau Jakarta. Di Yogya masih terdapat banyak becak dan
delman, terasa betul kearifan lokal di kota ini J
Akhirnya saya telah memasuki hari
ketiga yang berarti juga hari itu juga saya akan melanjutkan perjalanan ke kota
lain. Kereta Menoreh yang akan membawa saya ke Purwokerto, kota tujuan saya
selanjutnya, dijadwalkan berangkat pukul 3 sore, berarti saya masih mempunyai
beberapa jam yang tersisa untuk menikmati kota ini. Hari itu saya juga tidak
lagi bersama Ako, karena ia ada acara di luar kota.
Hari itu sudah siang, saya
memutuskan untuk pergi ke Taman Pintar Yogyakarta, ada berbagai pertunjukan
menarik yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan disana. Tapi karena waktu yang
terbatas karena harus naik kereta sore harinya, saya hanya dapat menikmati
wahana Planetarium, jujur saja, saya belum pernah ke planetarium padahal dari
dulu saya ingin sekali. Saat saya memasuki wahana itu, kira 80% pengunjungnya
adalah anak kecil -____- yaaa gak apalah, namanya juga mengejar impian yang
tertunda saat kecil dulu... rada sedih ya hahahaha
Kurang lebih sekitar 40 menit
saya berada di Taman Pintar Yogya, saya tidak bisa lebih lama karena saya harus
segera ke stasiun Lempuyangan Yogya. Sesuai petunjuk dari Ako, saya menuju
Stasiun Lempuyangan dengan menaiki Trans Jogja, semacam bis kota gitu. Saya
sampai di Stasiun Lempuyangan tepat pukul 3 sore, sesuai jadwal keberangkatan
kereta, untungnya kereta datang telat (seperti biasa) malah telat hampir sejam.
Akhirnya tiba juga kereta Logawa
yang akan membawa diriku menuju Purwokerto. Berat sebenarnya meninggalkan
Yogya, kota ini kuakui mempunyai kekutan magis yang membuat setiap orang yang
mengunjunginya pasti ingin kembali mengunjunginya di lain waktu.. yeah, at
least itu yang aku rasakan.
Bye Yogya... i’m gonna miss you,
i’ll be back someday. For sure... :”)
to be continued... (baca juga : Keliling Pulau Jawa: Pahit Manit Perjalanan Part 3)
Luar biasa pengalamannya mas terimakasih sudah mau berbagi Tuhan memberkati, indonesia it's not perfect but indonesia it's awesome ( Thanks God I'm Indonesian)
http://berduakelilingindonesia.blogspot.com/