Keliling Pulau Jawa: Pahit Manit Perjalanan Part 2

Senin, 22 September 2014

Yogyakarta        
       
Yogyakarta... ini adalah kedua kalinya saya kesini, setelah sebelumnya pernah kesini hanya untuk transit selama kurang lebih 3 jam, namun walau hanya 3 jam, kota ini mempu membuat saya begitu rindu akan kota ini. akhirnya rasa rindu itulah yang membawa saya kembali ke kota ini dan kali ini saya mempunyai waktu 3 hari untuk menikmati keindahannya.

Dari Semarang saya menaiki bis tujuan Yogya, namun saya sempat transit di Kota Magelang untuk mengunjungi salah satu keajaiban dunia, Candi Borobudur. Dengan membayar tiket masuk seharga Rp. 30.000 saya dapat menikmati Borobudur. Tidak salah dunia menyebut Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia, ia megah dan menakjubkan, dindingnya terdapat relief yang mengandung cerita dan penuh dengan filosofi, kalian bisa mencari sendiri di Google makna yang terkandung di dinding Candi Borobudur. Masih di sekitar Candi Borobudur terdapat pula museum-museum yang sempat saya kunjungi.

Dari Borobudur, saya melanjutkan perjalanan menuju Yogya. Memasuki kota ini, saya disambut dengan hujan,tetapi untunglah saat saya sampai di terminal Jombor Yogya, hujan sudah berhenti. Saya dijemput oleh salah satu teman saya, Ako. Saya mengenalnya saat mengikuti program Leadership yang meliputi beberapa Universitas di Indonesia.


Setelah menyimpan barang bawaan di kontrakan ako, saya diajak menikmati keindahan Yogya malam hari sekaligus mengunjungi acara festival seni yang diadakan di Gedung Taman Budaya Yogyakarta. Oh ya, salah satu teman saya, Mada, menjadi salah satu panitia di acara festival seni ini, jadi sekalian reunian deh.

Keesokan harinya, kami seharian penuh keliling Yogya. Banyak yang kami kunjungi, dari mulai, Malioboro, Benteng Vredeburg, Keraton Yogya, Tugu Yogya, Museum Kereta Kencana, oh ya.. saat mengunjungi museum di Benteng Vredeburg banyak pemahaman sejarah mengenai kemerdekaan Indonesia yang saya dapatkan. Ini kesimpulan yang saya pikirkan:

“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar bukan hanya karena perjuangan untuk merdeka, tetapi juga Indonesia merupakan gabungan dari beberapa kerajaan di nusantara. Terimakasih juga kepada para penjajah, meskipun tak dapat dipungkiri banyak penderitaan dan kerugian yang didapat, namun penderitaan karena kedatangan para penjajah di nusantara,  kerajaan-kerajaan yang tadinya berbeda budaya dan latar belakang dapat bersatu untuk melawan penjajahan di nusantara yang akhirnya menjadi satu kesatuan, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.”


Malam harinya saya diajak untuk “nongkrong” di salah satu angkringan dekat tugu Yogya. Malam itu benar-benar hadiah buat saya. Siang-malam Kota Yogya memang tidak pernah lelah untuk menawarkan pesonanya. Oh ya.. di Yogya juga tidak terdapat angkutan kota (Angkot) dan lalu lintasnya pun bisa dibilang tertib. Jauh berbeda dengan di kota besar lain, seperti Bandung atau Jakarta. Di Yogya masih terdapat banyak becak dan delman, terasa betul kearifan lokal di kota ini J


Akhirnya saya telah memasuki hari ketiga yang berarti juga hari itu juga saya akan melanjutkan perjalanan ke kota lain. Kereta Menoreh yang akan membawa saya ke Purwokerto, kota tujuan saya selanjutnya, dijadwalkan berangkat pukul 3 sore, berarti saya masih mempunyai beberapa jam yang tersisa untuk menikmati kota ini. Hari itu saya juga tidak lagi bersama Ako, karena ia ada acara di luar kota.

Hari itu sudah siang, saya memutuskan untuk pergi ke Taman Pintar Yogyakarta, ada berbagai pertunjukan menarik yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan disana. Tapi karena waktu yang terbatas karena harus naik kereta sore harinya, saya hanya dapat menikmati wahana Planetarium, jujur saja, saya belum pernah ke planetarium padahal dari dulu saya ingin sekali. Saat saya memasuki wahana itu, kira 80% pengunjungnya adalah anak kecil -____- yaaa gak apalah, namanya juga mengejar impian yang tertunda saat kecil dulu... rada sedih ya hahahaha

Kurang lebih sekitar 40 menit saya berada di Taman Pintar Yogya, saya tidak bisa lebih lama karena saya harus segera ke stasiun Lempuyangan Yogya. Sesuai petunjuk dari Ako, saya menuju Stasiun Lempuyangan dengan menaiki Trans Jogja, semacam bis kota gitu. Saya sampai di Stasiun Lempuyangan tepat pukul 3 sore, sesuai jadwal keberangkatan kereta, untungnya kereta datang telat (seperti biasa) malah telat hampir sejam.

Akhirnya tiba juga kereta Logawa yang akan membawa diriku menuju Purwokerto. Berat sebenarnya meninggalkan Yogya, kota ini kuakui mempunyai kekutan magis yang membuat setiap orang yang mengunjunginya pasti ingin kembali mengunjunginya di lain waktu.. yeah, at least itu yang aku rasakan.

Bye Yogya... i’m gonna miss you, i’ll be back someday. For sure... :”) 

to be continued...   (baca juga : Keliling Pulau Jawa: Pahit Manit Perjalanan Part 3)

1 komentar:

  1. tanamanhidroponikku mengatakan...:

    Luar biasa pengalamannya mas terimakasih sudah mau berbagi Tuhan memberkati, indonesia it's not perfect but indonesia it's awesome ( Thanks God I'm Indonesian)

    http://berduakelilingindonesia.blogspot.com/

Posting Komentar