Angin sore yang sejuk khas
Jatinangor membelai rambutku. Aku sedang berada di atas sepeda motor, dibonceng
oleh salah seorang kawan. Dikejauhan aku melihat Gunung Manglayang dengan
megahnya menghiasi kawasan pendidikan ini dan aku akan melihat Gunung Geulis
jika menolehkan kepalaku ke lain sisi. Menikmati indahnya alam serta memuji Sang
pencipta adalah hal yang kulakukan saat ini.
Percetakan... adalah tujuan ku
saat ini. Majalah edisi revisi siap diambil sore ini sesuai dengan perjanjianku
dengan pihak percetakan. Sebenarnya rasa lelah dan kantuk berhasil
memengaruhiku saat ini, ingin rasanya dibuai oleh belaian kasurku yang empuk
dan terlelap sampai puas. Tetapi majalahku yang telah kubuat bersama anggota
tim ku menunggu untuk diambil dari percatakan. Rasa penasaran yang
menggebu-gebu mawarnai hatiku. Tak sabar untuk melihat hasil karya kami yang
ditujukan untuk tugas akhir(pembuatan majalah). Irfan... dia adalah salah salah
seorang kawan yang saat ini bersedia mengantarku ke percetakan dengan
menggunakan motor putihnya. Aku sangat menghargai jasanya, karena dengan begitu
aku tidak perlu merelakan salah satu dari penghuni dompetku untuk pindah
ketangan orang lain.
Aku meminta Irfan untuk
menurunkan diriku di suatu pusat perbelanjaan yang telah gulung tikar. Aku diturunkan
disana karena lokasi percetakan tidak jauh dari tempat itu. Langit saat itu
mendung, pertanda sebentar lagi akan turun hujan. Kupercepat langkahku menuju
percetakan berharap akan cepat mengabil majalah kami dan membawanya pulang.
Memang kenyataan sering kali
berbeda dari yang kita harapkan. Sesampainya diriku di percetakan aku menerima
fakta bahwa majalahku belum selesai dicetak sementara awan di angkasa sibuk
bergumul satu sama lain demi terciptanya hujan. Dan benar saja, hujan turun
dari langit sore. Semua yang bisa aku lakukan adalah hanya menunggu di
percetakan. Sembari menunggu selesainya majalahku dan berharap agar hujan
segera berhenti mengbasahi bumi, aku membuka lembaran koran yang tergeletak di
meja pengambilan pesanan. Mungkin itu punya salah satu karyawan disana. Tidak peduli
koran itu dimiliki oleh siapa aku terus membaca.
Entah sudah berapa lama aku
menunggu, sampai aku mendengar azan maghrib berkumandang. Kulihat majalahku
masih setengah selesai dicetak. Aku masih sabar menunggu, malah aku menikmati
waktuku di percetakan. Disini aku bisa melihat karyawan bekerja dengan komputer
yang sedang mendesain suatu gambar digital.
Ya... aku memang tertarik dengan dunia grafis digital. “ i’m lil bit addicted
to graphic” aku mengakuinya dengan menulis kalimat itu di facebook.
Saat aku sedang memperhatikan proses yang kuaanggap menarik
tentang desain grafis, aku dikejutkan oleh wanita dibelakangku, ia berkata:
“ini majalahnya sudah selesai cetak, kamu mahasiswa jurnalistik
juga ya?”
Aku menjawab pertanyaan yang
diajukannya, aku mengaku diriku adalah salah seorang mahasiswa jurnalistik
semester dua. kukira ia mahasiswa jurnalistik juga yang berkuliah di tempat yang
sama denganku.
Dugaanku hampir benar. Memang,
dia adalah mahasiswa jurnalistik, tetapi kami berkuliah di universitas yang
berbeda. Ini menjadi awal momen indah yang terjadi pada hari ini. Ia seorang
wanita berparas cantik khas wanita pasundan, rambutnya yang dibalut oleh
kerudung tidak mengurangi kecentikannya. Sekali lagi... teori psikologi tentang
ketertarikan disebabkan salah satubya terjadi oleh faktor kesamaan telah
terjadi. Kami bercerita tentang diri kami masing-masing, tentunya topiknya tidak
jauh dari seputar kampus, ya seperti yang telah diketahui sebelumnya—kami sama-sama
mahasiswa jurnalistik.
Setelah kurasa hujan sudah
sedikit meredah, aku ijin pulang menuju kosan.
Tetapi sebelum itu kami sempat saling bertukar nomer kontak. Kami berjanji bahwa
kami akan saling bertukar informasi jika ada acara yang berhubungan dengan
acara kampus, terutama bidang jurnalistik. Berbincang dengannya sangat
menyenangkan. Sesampainya di kamar kost aku menulis status di akun facebook
miliku:
“ pertemuan ini bagaikan secerah matahari pagi ketika
turunnya hujan di gelapnya malam”
0 komentar:
Posting Komentar