Kejujuran : Mudah Diucapkan Sulit Dilakukan

Rabu, 17 Juli 2013
sumber gambar : www.liesyoungwomenbelieve.com
Apa sih kejujuran itu?berasal dari kata” jujur”, di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sih jujur mempunyai arti “lurus hati; tidak berbohong dengan berkata apa adanya (sesuai fakta)”

Pada saat ini, setidaknya di zaman pada saat saya hidup sekarang ini, kejujuran menjadi suatu yang sangat langka dan mahal harganya namun mudah untuk diucapkan. Entahlah mungkin pepatah dibalik kesulitan ada kemudahan itu berlaku disini atau memang ucapan yang jujur itu sudah mulai diabaikan.

Lawan kata jujur adalah kebohongan. Tidak bekata apa adanya sesuai dengan fakta, itulah kebohongan. Jika seseorang melakukan suatu kebohongan pasti ia mempunyai maksud tertentu, bisa jadi ia melakukan kebohongan karena ingin mendapatkan keuntungan (tentunya dengan cara yang tidak benar) atau ia ingin menghindari sesuatu hal yang akan terjadi jika ia berkata jujur. Apapun alasannya kebohongan adalah tetap kebohongan.


Mendapatkan rasa aman, yah mungkin itu juga salah satu alasan mengapa seseorang berbohong. Memang ia akan mendapatkannya tetapi hanya sampai orang yang dibohongi menyadari bahwa ia telah dibohongi. Jika suatu kebohongan terbongkar apakah ia masih merasa aman? Tentu tidak, saya jamin keadaan akan bertambah buruk.

Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, baunya akan tetap tercium juga. Sepandainya apapun seseorang menyembunyikan kebohongan pasti akan terbongkar juga. Itu benar, tidak ada yang namanya kebohongan sempurna. Saat kita berbohong, hati kecil akan menentang, sehingga terjadi pertentangan, yang menimbulkan stress. Saat mengalami stress maka secara fisiologis tubuh akan bereaksi agar berada dalam kondisi waspada.

Saya disini tidak perlu menjelaskan tanda-tanda orang yang sedang berbohong, tidak perlu menerangkan perubahan fisiolgis pada tubuh saat seseorang melakukan kebohongan. Satu hal yang pasti, orang yang melakukan kebohongan pasti merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya karena sebenarnya otak kita sedang memproses suatu “ketidak-adaan” tidak peduli apakah orang tersebut merasa bersalah atau tidak. Kondisi yang sebenarnya tidak ada, tidak nyata, tidak terjadi, namun otak kita “dipaksa” untuk mengakuinya.

Tidak sedikit orang yang menganggap berbohong adalah suatu hal yang sepele. Mungkin orang yang berpikiran seperti itu tidak melihat sudut pandang dari orang yang ia bohongi. Tentu jika ia sedang dalam posisi orang  yang dibohongi ia akan merasa tidak enak, dikhianati, sakit hati dan berbagai macam perasaan yang buruk akibat perlakuan yang buruk, dan tentunya menjadi sulit untuk percaya kepadanya!

  
Nabi  bersabda:
 “Seseorang yang senantiasa & terbiasa dgn dusta akan dicatat di sisi Allah ta’ala sebagai pendusta.” (HR. Bukhari 10/423, Muslim no. 2606)


Jadi,, mulailah jujur pada diri sendiri lalu kepada orang-orang disekitarmu. Ingat.. Kepercayaan mahal harganya!

0 komentar:

Posting Komentar